Mitos Risiko
Di bawah ini adalah daftar pernyataan tentang risiko kesaksian bagi orang-orang yang berada dalam situasi berisiko tinggi. Banyak di antaranya diulang-ulang seolah-olah hal itu berdasarkan iman dan ditemukan dalam Alkitab, tetapi cara, waktu, dan nada bagaimana pernyataan itu dinyatakan biasanya membuat pernyataan itu tidak benar dan tidak membantu, bahkan mengecilkan hati. Ketika kita telah berjalan berulang kali dalam situasi berbahaya, ketika kita mendengarkan Gereja global, kita telah mendengar ke-16 mitos risiko tersebut.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang 16 mitos risiko dan bagaimana saya telah mengoreksinya, lihat Menghadapi Bahaya: Sebuah Panduan Melalui Risiko, 2nd Ed, tersedia di Amazon dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Portugis.
16 MITOS RISIKO YANG TIDAK BENAR
Mitos 1: Anda tidak akan pernah merasa lebih aman dibandingkan ketika Anda berada di tengah-tengah kehendak Allah.
Mitos 2: Darah para martir adalah benih gereja.
Mitos 3: Melarikan diri atau membebaskan diri adalah prioritas.
Mitos 4: Anda harus mengumpulkan segala macam pahala karena risiko yang Anda ambil.
Mitos 5: Pertahankanlah sikap mental yang positif dan semuanya akan baik-baik saja.
Mitos 6: Kita tidak benar-benar mengambil risiko.
Mitos 7: Kita sudah memperhitungkan biayanya.
Mitos 8: Keyakinan sebanding dengan jumlah risiko.
Mitos 9: Jika sesuatu yang buruk terjadi, itu karena saya tidak cukup berdoa, bekerja, atau mempersiapkan diri.
Mitos 10: Kebebasan berarti keamanan.
Mitos 11: Mengambil risiko adalah pelayanan spiritual; semua hal yang bersifat praktis ini tidak diperlukan.
Mitos 12: Menderita bagi Kristus sambil memenuhi panggilan kesaksian saya selalu memuliakan Allah.
Mitos 13: Penilaian risiko tidak bersifat rohani.
Mitos 14: Merasa takut berarti tidak beriman kepada Allah.
Mitos 15: Risiko ditabrak bus di Chicago sama dengan menjadi martir di Kabul.
Mitos 16: Saya hidup dalam risiko. Saya tidak perlu belajar lebih banyak tentang hal itu.
Ini telah diterjemahkan oleh DeepL Terjemahan AI. Tolong beritahu saya koreksi apa yang harus dilakukan agar pembacaannya lebih lancar.